Oleh. Rahmadi, S. Ag., M. Pd. I*
Istilah
kecerdesan sudah lama dikenal oleh kalangan pendidik (guru). Kata kecerdasan
ini diambil dari akar kata “cerdas”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
“cerdas” berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang manusia untuk
berfikir, mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya. Prof.
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah (1) kemampuan untuk
memecahkan suatu masalah; (2) kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk
dipecahkan; dan (3) kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu
pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Dalam kajian
ilmu psikologi pendidikan ada yang dengan beberapa jenis kecerdasan. Menurut
Psikolog terkenal Prof. Howard Gardner, ada dikenal 8 (delapan) jenis atau
tipe-tipe kecerdasan.
Pertama,
Kecerdasan Linguistik (Word Smart). Kecerdasan linguistik adalah
kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun
tulisan. Orang yang memiliki kecerdasan ini merupakan seseorang yang pandai
mengolah kata-kata saat berbicara maupun menulis. Orang tipe ini biasanya gemar
mengisi TTS, bermain scrable, membaca, dan bisa mengartikan bahasa tulisan
dengan jelas. Ciri-cirinya antara lain senang bermain dengan kata-kata,
menikmati membaca, diskusi dan menulis, suka membumbui percakapan dengan
hal-hal menarik yang baru saja Ia baca atau dengar, suka mengerjakan teka-teki
silang,bermain scrable atau bermain puzzle. Dapat mengeja dengan sangat baik,
senang bermain dengan kata-kata. Jika Seseorang memiliki kecerdasan ini, maka
pekerjaan yang cocok untuk Ia adalah jurnalis, penyair, atau pengacara.
Kedua,
Kecerdasan Matematis atau Logika (Number Smart).
Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah.
Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi dengan urutan yang logis atau masuk
akal. Tipe kecerdasan ini adalah orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka
dan logika. Ciri-cirinya antara lain senang bekerja dengan angka dan dapat
melakukan perhitungan mental (mencongak), senang menyiapkan jadwal perjalanan
secara terperinci, senang dengan permainan, puzzle atau sesuatu yang
membutuhkan kemampuan berpikir logis dan statistis seperti permainan cheker
atau catur. Pekerjaan yang cocok jika memiliki kecerdasan ini adalah ilmuwan,
akuntan, atau progammer.
Ketiga,
Kecerdasan Spasial (Picture Smart). Kecerdasan visual dan
spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial
secara akurat (cermat). Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki
kepekaan tajam untuk visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk, dan ruang.
Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa ide dengan jelas. Ciri-cirinya
antara lain menyukai seni, menikmati lukisan dan patung. Memilki cita rasa yang
baik akan warna, cenderung menyukai pencatatan secara visual dengan menggunakan
kamera atau handycam. Pekerjaan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini adalah
arsitek, fotografer, desainer, pilot, atau insinyur.
Keempat,
Kecerdasan Kinetik-Jasmani (Body Smart). Kecerdasan
kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk
mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Orang tipe ini mampu mengekspresikan
gagasan dan perasaan. Mereka menyukai olahraga dan berbagai kegiatan yang mengandalkan
fisik.
Cri-cirinya: gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik, cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri, senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau lari. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini adalah atlet, pengrajin, montir, dan penjahit.
Cri-cirinya: gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik, cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri, senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau lari. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini adalah atlet, pengrajin, montir, dan penjahit.
Kelima,
Kecerdasan Musikal (Music Smart). Kecerdasan musik adalah
kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan
mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap
ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Ciri-cirinya antara lain
yaitu suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar, menguasai
salah satu alat musik tertentu, peka terhadap suara sumbang, dan gemar bekerja
sambil bernyanyi. Pekerjaan yang cocok untuk Seorang yang memunyai kecerdasan
ini adalah penyanyi atau pencipta lagu.
Keenam,
Kecerdasan Interpersonal (People Smart). Kecerdasan
interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan
perasaan orang lain. Orang tipe ini biasanya mengerti dan peka terhadap
perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Ciri-cirinya
antara lain, senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau
komite, lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri. Pekerjaan yang
cocok untuk orang tipe ini antara lain networker, negosiator, atau guru.
Ketujuh,
kecerdasan Intrapersonal (Self Smart). Kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan
pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri
sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang
tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak
secara adaptif berdasarkan pengenalan diri.
Ciri-cirinya: sering menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri, memunyai hobi atau kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak banyak anda bagikan atau ungkapkan kepada orang lain. Pekerjaan yang cocok untuk Orang dengan tipe ini yaitu konselor atau teolog.
Ciri-cirinya: sering menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri, memunyai hobi atau kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak banyak anda bagikan atau ungkapkan kepada orang lain. Pekerjaan yang cocok untuk Orang dengan tipe ini yaitu konselor atau teolog.
Kedelapan,
Kecerdasan Naturalis (Nature Smart). Kecerdasan
naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan
membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Orang
yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan
menggunakannya secara produktif serta mengembangkan pengetahuannya mengenai
alam. Ciri-cirinya antara lain, yaitu mencintai lingkungan, mampu mengenali
sifat dan tingkah laku binatang, dan senang melakukan kegiatan di luar atau
alam. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh petani, nelayan, pendaki, dan
pemburu.
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Seiring
dengan perkembangan jaman, istilah kecerdasan itu tidak hanya delapan akan
tetapi lebih dari itu. Antara lain ada yang dikenal dengan Intelegensi
Artifisial (bahasa Inggris: Artificial
Intelligence atau hanya disingkat AI) atau yang disebut
dengan kecerdasan buatan.
Kecerdasan
Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur
dalam konteks ilmiah. Sering didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah.
Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan
dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer)
agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia.
Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem
pakar, permainan
komputer (games), logika fuzzy, jaringan
syaraf tiruan dan robotika.
Banyak hal
yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika relatif
tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan
persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di sisi lain, hal
yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang
masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika.
Seperti contoh: Pengenalan Obyek/Muka, bermain sepak bola.
Walaupun AI
memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang yang sangat
penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan
adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut
pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku
cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan,
kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan
tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin
ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah
kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang
ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam
beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game.
Kecerdasan
Buatan adalah salah satu cabang Ilmu pengetahuan berhubungan dengan pemanfaatan
mesin untuk memecahkan persoalan yang rumit dengan cara yang lebih manusiawi.
Hal Ini biasanya dilakukan dengan mengikuti/mencontoh karakteristik dan analogi
berpikir dari kecerdasan/Inteligensia manusia, dan menerapkannya sebagai
algoritma yang dikenal oleh komputer. Dengan suatu pendekatan yang kurang lebih
fleksibel dan efisien dapat diambil tergantung dari keperluan, yang
mempengaruhi bagaimana wujud dari perilaku kecerdasan buatan. AI biasanya
dihubungkan dengan Ilmu Komputer, akan tetapi juga terkait erat dengan bidang
lain seperti Matematika, Psikologi, Pengamatan, Biologi, Filosofi, dan yang
lainnya. Kemampuan untuk mengkombinasikan pengetahuan dari semua bidang
ini pada akhirnya akan bermanfaat bagi kemajuan dalam upaya menciptakan suatu
kecerdasan buatan.
Guru dan Artificial Intelligence
Lalu
bagaimana hubungannya dengan seorang guru yang memiliki peran penting dalam
sebuah proses belajar mengajar dan usaha untuk memberikan, mentransfer dan
bahkan menjadi peserta didik yang lebih baik, mandiri dan dewasa.
Disamping
memaksimalkan delapan kecerdasan tersebut, seorang guru wajib mengetahui juga
kecerdasan-kecerdasan lainnya, diantaranya kecerdasan buatan tadi. Karena
dengan memaksimalkan kecerdasan buatan ini, guru akan mampu memberikan nilai
lebih kepada peserta didiknya untuk lebih sukses dalam pembelajaran.
Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan seorang guru ketika memaksimalkan kecerdasan buatan
ini, antara lain. Pertama, seorang harus mengetahui materi yang akan
disampaikan. Kedua, seorang guru harus mampu mengelola kelas dengan baik. Ketiga,
seorang guru harus mampu mengetahui kondisi psikologi anak didiknya. Keempat,
seorang guru harus mampu menggunakan metode-metode pembelajaran yang baik.
Kelima, seorang guru harus pandai mengevaluasi proses pembelajaran tersebut.
Dengan
demikian apa yang sudah direncanakan dan tujuan yang akan dicapai dapat
terealisasi dengan baik dengan memaksimalkan kecerdasan buatan oleh guru
tersebut. Wallahu’alam bish shawab.
Jakarta, 8
April 2017
*Penulis
adalah Tenaga Pendidik MAN Insan Cendekia Tanah Laut
Sumber: https://kalsel.kemenag.go.id/opini/622/Guru-Dalam-Memaksimalkan-Intelegensi-Artifisial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar