Oleh: Gajali Rahman, S.Pd. (Guru MTsN 5 Barito Kuala)
Maraknya penggunaan teknologi pada zaman sekarang ini sangat mempengaruhi
kepribadian siswa. Memang teknologi sangat kita butuhkan. Misalnya handphone
dan internet yang kita gunakan untuk berkomunikasi. Apabila digunakan dengan
benar memang teknologi akan berdampak baik bagi kita. Namun bagaimana dengan
kasus-kasus pelajar sekarang yang menggunakan teknologi misalnya internet untuk
mengakses situs-situs yang seharusnya belum boleh dibuka? Disinilah peran
pendidikan moral yang harus ditanamkan di dalam diri pelajar. Pendidikan moral
di sekolah diberikan oleh guru yaitu guru Agama, Guru PKn dan guru Bimbingan
Konseling.
Namun bagaimana jika pelajar mengganggap pendidikan moral bukanlah
pelajaran yang penting? Bahkan memberikan cap bahwa pelajaran pendidikan moral
hanyalah sebatas pelajaran tambahan yang membosankan dan hanya nasehat-nasehat
usang yang diberikan pelajaran itu. Pelajar mengganggap hal yang paling penting
sekarang adalah penggunaan teknologi, pendidikan sains dan lain-lain. Pelajar
menjadi tidak memperdulikan akhlak dan malah lebih asyik memilih teknologi
daripada moralnya.
Kebanyakan pendidikan moral yang dilakukan di sekolah-sekolah tidak pernah
memperhatikan bagaimana pendidikan itu dapat berdampak terhadap perubahan
perilaku. Contohnya, seorang guru yang hanya memberikan nasehat kepada
siswa-siswinya tapi tidak memberikan contoh sikap yang bermoral. Bagaimana
dengan muridnya jika gurunya tidak bisa memberi contoh? Dan kalau kita melihat
Sekolah-sekolah zaman sekarang, pendidikan moral sering menjadi mata pelajaran
yang memiliki jam pelajaran sangat sedikit. Misalnya pelajaran Bimbingan
Konseling, di dalam seminggu pelajaran tersebut mungkin hanya 45 menit.
Bagaimana dengan moral siswa jika pendidikan moral sangat sedikit diberikan
kepada siswa?, Ditambah lagi faktor teknologi yang canggih seperti yang disebut
di atas makin memperparah moral pelajar.
Dari masalah – masalah diatas kita dapat melihat bahwa pendidikan moral
memanglah sangat penting dalam menyelesaikan masalah diatas. Pendidikan moral
di sekolah dapat mendidik pelajar yang menggunakan teknologi dengan salah. Guru
dapat mengajar murid-muridnya dan mendidik dengan baik, memberikan contoh yang
baik. Guru juga memberikan dampak buruk dari penyalahgunaan teknologi. Tugas
guru yang mengajar pendidikan moral juga yaitu, memberitahu tentang iman dan
takwa kepada Tuhan. Mengajarkan bahwa menggunakan teknologi boleh, asalkan
menggunakannya dalam hal yang baik. Selain itu guru juga memotivasi para
pelajar agar lebih semangat mengejar cita-cita. Hal ini dapat membuat pelajar
meninggalkan tindakannya dalam penyalahgunaan teknologi. Guru juga mendampingi
murid-muridnya sehingga pelajar merasa nyaman dan melupakan serta serius dalam
mengejar cita-citanya.
Kemudian, bagaimana dengan pelajar yang menganggap bahwa pendidikan moral
adalah pelajaran yang usang dan basi? Disinilah guru membudayakan pendidikan
moral itu. Tidak selamanya guru mengajar di dalam kelas. Ada kalanya guru dapat
membawa murid ke luar kelas untuk belajar. Agar pelajar tidak menganggap bahwa
pendidikan moral hanyalah pelajaran yang usang dan basi, guru dapat membawa
mereka ke tempat – tempat yang dapat diambil sisi meningkatkan moral yang baik.
Misalnya dengan membawa ke panti asuhan agar para pelajar dapat bersyukur
kepada Tuhan masih diberi kesempatan memiliki keluarga yang baik. Kemudian
membawa pelajar ke rumah sakit tempat pasien terserang HIV/AIDS. Pelajar dapat
melihat bahwa pergaulan bebas dapat menyebabkan HIV/AIDS sehingga mereka dapat
mengurangi penyalahgunaan teknologi. Banyak cara yang dapat dilakukan guru agar
meningkatkan dan membudayakan pendidikan moral di sekolah.
Tidak semua guru dapat menjadi panutan pelajar. Hal ini juga dapat
mendorong pelajar malas mempelajari pendidikan moral. Misalnya, seorang guru
yang terlambat masuk ke dalam kelas. Padahal guru seharusnya memberikan contoh
yang baik sehingga siswa – siswinya dapat meniru gurunya. Seperti pepatah yang
mengatakan “Apa yang kamu tanam, itu yang akan kamu tuai.” Jika guru memberikan
nasehat dan contoh yang baik maka siswa – siswinya menjadi siswa – siswi yang
berakhlak baik. Jadi, guru harus memberikan contoh yang baik sehingga pelajar
memiliki akhlak yang mulia. Dari contoh guru tidak terlambat masuk kelas,
pelajar juga pasti berusaha mengikuti gurunya. Karena guru adalah panutan
murid.
Kita telah melihat betapa pentingnya pelajaran pendidikan moral di sekolah.
Namun, bagaimana jika waktu belajarnya sedikit? Tentu juga dapat mempengaruhi
moral pelajar. Sebaiknya pelajaran pendidikan moral harus lebih diperbanyak.
Apalagi pendidikan moral merupakan pendidikan yang berhubungan dengan tingkah
laku seseorang. Sekolah harus lebih membudayakan pendidikan yang satu ini. Demi
akhlak yang baik dan masa depan bagi pelajar – pelajar.
Untuk para pelajar, sebagai generasi muda, pelajar harus meningkatkan
pendidikan moralnya. Mengingat bagaimana kondisi moral pelajar zaman sekarang.
Kita boleh menggunakan teknologi, namun gunakanlah sewajarnya. Jangan membuka
hal – hal yang dilarang agama. Meningkatkan iman kepada Tuhan akan membawa kita
ke dalam hal yang baik. Pelajaran moral di sekolah juga harus kita senangi.
Karena pelajaran inilah yang mampu mengubah perilaku kita menjadi lebih baik
lagi. Kita harus membudayakan pelajaran moral demi masa depan kita.
Sumber: https://kalsel.kemenag.go.id/opini/626/Budayakan-Pendidikan-Moral-di-Sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar