Minggu, 11 Maret 2018

BANK SAMPAH MAN KOTA BANJARBARU

Untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata, Maka MAN Kota Banjarbaru membuat Bank Sampah

MADING MAN KOTA BANJARBARU


MAN Kota Banjarbaru memberikan kesempatan kepada siswa siswinya untuk meningkatkan kreativitas tulisan melaluai Mading yang telah disediakan.
Mading MAN Kota Banjarbaru dijalankan oleh para Tim Redaksi yang beranggotakan para siswa siswi pilihan dari kelas X dan kelas XI. mereka semuanya mempunyai kesamaan minat dalam dunia tulis menulis.
Selain itu Mading merupakan salah satu program Adiwiyata yang diikuti oleh MAN Kota Banjarbaru,


Jumat, 02 Maret 2018

foto OSN MAN KOTA BANJARBARU 2018


Gerak Jalan Peringatan HAB Tahun 2018

Galeri Foto Gerak Jalan Peringatan HAB Tahun 2018






APEL HAB 2018

Galeri Foto Apel HAB 2018



Pelantikan Bantara semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018

Galeri Foto Pelantikan Bantara semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018






Guru Dalam Memaksimalkan Intelegensi Artifisial


Oleh. Rahmadi, S. Ag., M. Pd. I*

Istilah kecerdesan sudah lama dikenal oleh kalangan pendidik (guru). Kata kecerdasan ini diambil dari akar kata “cerdas”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “cerdas” berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang manusia untuk berfikir, mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya. Prof. Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah  (1) kemampuan untuk memecahkan suatu masalah; (2) kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan; dan (3) kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Dalam kajian ilmu psikologi pendidikan ada yang dengan beberapa jenis kecerdasan. Menurut Psikolog terkenal Prof. Howard Gardner, ada dikenal 8 (delapan) jenis atau tipe-tipe kecerdasan.

Budayakan Pendidikan Moral di Sekolah


Oleh: Gajali Rahman, S.Pd. (Guru MTsN 5 Barito Kuala)
Maraknya penggunaan teknologi pada zaman sekarang ini sangat mempengaruhi kepribadian siswa. Memang teknologi sangat kita butuhkan. Misalnya handphone dan internet yang kita gunakan untuk berkomunikasi. Apabila digunakan dengan benar memang teknologi akan berdampak baik bagi kita. Namun bagaimana dengan kasus-kasus pelajar sekarang yang menggunakan teknologi misalnya internet untuk mengakses situs-situs yang seharusnya belum boleh dibuka? Disinilah peran pendidikan moral yang harus ditanamkan di dalam diri pelajar. Pendidikan moral di sekolah diberikan oleh guru yaitu guru Agama, Guru PKn dan guru Bimbingan Konseling.

Pendidikan Seumur Hidup Menurut Islam


(Penulis : Hj.Wardah,S.Pd.I. MIN 20 Banjar)
Melihat fenomena penetapan pendidikan yang tidak pasti dalam penetapan hari aktif belaja,, membuat sebagian istansi dan guru bingung, dalam melaksanakan peraturan pemerintah namun dibalik berbagai kontroversi peraturan yang dikeluarkan, bertujuan untuk memajukan dunia pendidikan agar lebih berkualitas dalam pembentukan karakter peserta didik Tujuan pemerintah dalam menentukan arah pendidikan” full day” sebagai sebuah langkah yang dianggap kontroversi, karena bersinggungan dengan lembaga pendidikan, yang diselenggarakan disore hari, belum lagi ketersediaan fasilitas Madrasah dalam menunjang pelaksanaan pendidikan full day.

Mencegah Radikalisme Berbasis Agama


Berbicara Radikalisme, seolah-olah hanyalah berbicara tentang Islam yang radikal, mengapa bukan kristen yang radikal, hindu yang radikal, budha yang radikal, bukankah banyak kisah-kisah radikalisme dalam agama-agama lain?, jawabannya bahwa sebetulnya radikalisme tidak mengenal agama, karena radikalisme itu sebenarnya adalah fahamseperti asal katanya yaitu “radix” artinya adalah “akar”, dipadu dengan “isme” yang berarti adalah “menginginkan perubahan dimulai dari akar”, sehingga dia tidak mau memulai dari apa yang ada, dia menganggap yang apa yang dihadapannya sebagai sebuah keyakinan adalah salah, sehingga dia harus mencerabut semuanya dan menggantinya dari mulai tumbuhnya akar yang baru. Sebabnya bermacam-macam, ada yang karena agama, ada yang karena faham agama, ada yang karena keyakinan, bahkan ada yang karena kalah judi, juga bisa menimbulkan radikalisme, dua pekan yang lalu, di Amerika Serikat di Las Vegas terjadi penembakan brutal yang menewaskan 59 orang dan mungkin akan bertambah karena ratusan lainnya luka-luka, dan itu dilakukan oleh juragan real estate yang kalah judi, jadi kalah judi bisa menimbulkan radikalisme, karena itu radikalisme bukan hanya domain agama, dan bukan hanya domain Islam. Di Indonesia sebagai penduduk Islam terbesar di dunia, menyebabkan  persoalan radikalisme ini lebih dominan tentang radikalisme yang berbasis agama.  (Ir H Muhammad Romahurmuziy MT, Rattan Inn Banjarmasin, 19 Oktober 2017)

Perlukah Ujian Nasional Berbasis Komputer Diadakan?



 Beberapa bulan lagi  lagi Ujian Nasioanal  Berbasis Komputer akan segera dilaksanakan baik di tingkat SMA/MA/sederajat  hingga tingkat SD/MI/sederajat  Pelaksanaannya pun sama dengan pelaksanaan ujian nasional tahun lalu, hanya saja pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) menambahkan sedikit aturan baru yaitu dengan melaksanakan ujian nasional secara online di beberapa sekolah/madrasah. 
Dari tahun ke tahun UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) selalu menuai banyak kontroversi. Banyak pihak-pihak yang merasa bahwa ujian nasional tidak perlu dilaksanakan dengan berbagai alasan. Masalah Ujian Nasional  Barbasis Komputer  tiap tahun selalu ramai dibicarakan, mulai dari persiapan siswa dengan berbagai bimbingan belajar, orang tua dengan menyiapkan materi untuk mendukung para putranya, pihak sekolah dengan berbagai pengayaan dan uji coba UNBK, pemerintah dengan memberikan materi pokok UNBK, masyarakat dengan katentuan / syarat pelulusan yang sangat memberatkan.
Masyarakat luas mengharapkan UNBK tidak dilaksanakan karena merugikan (jika ada siswa yang tidak lulus, termasuk merugikan pihak sekolah karena banyak yang tidak lulus). Kita sudah tidak asing dengan Ujian Nasional karena istilah itu sudah kita rasakan sejak tahun 1990-an.

MADRASAH PILAR PENDIDIKAN KARAKTER



Oleh : Nahdian Noor, S.Ag,M.Pd
Madrasah menurut  Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada semua jenjang mulai tingkat pendidikan dasar, menengah, dan lanjutan. Bersama dengan institusi pendidikan lainnya madrasah bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran dengan menyampaikan sejumlah materi pengetahuan dan kompetensi yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak sesuai dengan jenjangnya untuk  mencetak calon generasi penerus bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sejarah telah mencatat bahwa peran madrasah sangat eksis dan diakui dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Madrasah lahir dan tumbuh atas aspirasi masyarakat yang sekaligus mencerminkan kebutuhan masyarakat sesungguhnya akan jenis layanan pendidikan berbasis agama Islam. Karena memang inti pendidikan adalah menumbuhkan keimanan dan ketakwaan, serta akhlakul karimah yang tercermin dalam pribadi setiap anak bangsa. Ajaran agama itu pula yang melahirkan semangat patriotik cinta tanah air dan kerelaan untuk berjuang untuk bangsa.

BANK SAMPAH MAN KOTA BANJARBARU

Untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata, Maka MAN Kota Banjarbaru membuat Bank Sampah